Senin, 08 Juli 2013

Ini yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ziarah ke Makam KH Ahmad Dahlan

Pintu masuk makam KH Ahmad Dahlan Santriwati Cantik - Jumlah makam pahlawan nasional di Provinsi Yogyakarta hingga tahun 2016 ini totalnya ada 15. Di antara ke-15 itu, tersebut nama pendiri Ormas Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang berlokasi di komplek makam umum kampung Karangkajen, Rt. 41 Rw. 11, Kel. Brontokusumo, Mergangsan, Yogyakarta.

Nursyamhudi (53), penjaga makam, kepada Santriwati Cantik mengatakan kalau tanah makam tersebut adalah tanah keraton. Makanya, para penjaga makam harus abdi dalem Keraton Yogyakarta. "Saya baru dua tahun gantikan kang mas saya," kata Nursyamhudi kepada Santriwati Cantik saat berkesempatan ziarah ke lokasi, Senin (22/08/2016) sore.

Ini yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ziarah ke Makam KH Ahmad Dahlan - Santriwati Cantik
Ini yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ziarah ke Makam KH Ahmad Dahlan - Santriwati Cantik


Ini yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ziarah ke Makam KH Ahmad Dahlan

Dalam pengamatan Santriwati Cantik, makam KH Ahmad Dahlan nampak cukup bersih. Kata Nasruddin, warga Sleman yang ketika itu ikut ziarah, makam pendiri Muhammadiyah tersebut lebih baik dibanding pertama ketika ia pindah ke Jogja tahun 2006 silam. Tahun itu, katanya, makam tersebut masih tidak terawat, "alhamdulillah sekarang sudah bersih dan rapi," ujar Nasruddin.

Namun, untuk ziarah ke makam tersebut, Anda tidak akan leluasa melaksanakan tahlilan sebagaimana lazimnya di makam-makam wali. Pasalnya, posisi makam terletak di samping tembok pembatas persis di kiri gerbang masuk kompleks. Untuk bersila saja tidak akan bisa kecuali membawa tikar sendiri.

Santriwati Cantik

Sesekali, aku Nursyamhudi, ada ratusan orang yang ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan. Dari Jawa Tengah, rombongan Kabupaten Banjarnegara sering ke makam. Jumlahnya ratusan orang. Paling banyak, katanya, adalah rombongan ziarah dari Provinsi Jawa Timur.

Santriwati Cantik

Di dalam makam, para peziarah hanya disarankan untuk berdoa saja, "al-Fatihah saja," kata Syamhudi, "kalau niat berdoa tidak apa. Kalau niat ngalap berkah kulo sing mboten sambung," lanjutnya ketika ditanya ritual ziarah yang disarankan.

Nursyamhudi juga menerangkan tidak ada haul khusus atas tanggal wafatnya KH Ahmad Dahlan. Namun, tiap tanggal 15 Ruwah (Sya'ban), para ahli waris berkumpul di makam untuk berdoa dan bersih-bersih makam kiai.

Bersama beberapa rekannya, Nusyamhudi merawat kompleks makam. Namun, khusus makam pahlawan KH Ahmad Dahlan, ia selalu membersihkan secara rutin. Ia mengaku tidak digaji siapapun untuk melaksanakan itu semua, alias ikhlash.

Karena abdi dalem, tiap tiga bulan sekali ia berkumpul bersama penjaga makam tanah keraton lainnya. Kadang diberi sumbangan seikhlasnya karena merawat makam tokoh pahlawan. Nursyamhudi adalah penjaga kompleks makam yang meneruskan tugas kakaknya, Nur Hadi, yang juga meneruskan M Jazir, ayahnya, dan Mbah Mughni, kakek. Semuanya adalah abdi dalem keraton.

Menurut keterangan yang didapatkan Santriwati Cantik, KH Ahmad Dahlan dan juga Jenderal Sudirman, yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta, keduanya adalah waliyullah sebagaimana KH Hasyim Asy'ari yang terkenal waliyullah juga. Sebelum NU terbentuk, Mbah Dahlan dapat rekom mendirikan ormas dari Mbah Cholil Bangkalan. Silakan ziarah, tapi harus ijin dulu kepada penjaga! [Santriwati Cantik]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/ini-yang-tidak-boleh-dilakukan-saat-ziarah-ke-makam-kh-ahmad-dahlan.html

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Santriwati Cantik sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Santriwati Cantik. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Santriwati Cantik dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock