Minggu, 27 Februari 2011

Sastra Dapat Menjelma Pembela Rakyat dari Ketidakadilan

Kudus, Santriwati CantikDunia sastra memiliki arti sangat penting dalam kehidupan sosial. Sastra dapat menjelma sebagai pembela rakyat dan menjadi pengingat para pemegang kekuasaan.

Demikian disampaikan Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kudus Abu Hasan Asyari dalam perbincangan dengan Santriwati Cantik di sela-sela Lomba Puisi Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) di Kampus STAIN Kudus, Jawa Tengah, awal pekan lalu (24/7).

Sastra Dapat Menjelma Pembela Rakyat dari Ketidakadilan (Sumber Gambar : Nu Online)
Sastra Dapat Menjelma Pembela Rakyat dari Ketidakadilan (Sumber Gambar : Nu Online)


Sastra Dapat Menjelma Pembela Rakyat dari Ketidakadilan

Abu Hasan mengatakan, sastra dengan diiksinya di satu sisi seolah angin syahdu yang perlahan bisa menentramkan segala kerisaun dan kegalauan yang berkembang di masyarakat. Di sisi lain, ia mampu menjadi pelecut atas segala bentuk ketidakadilan pemerintah.

Santriwati Cantik

"Kita bisa melihat contoh puisi sastra karya WS Rendra maupun Wiji Tukul yang sarat dengan nuansa kritik sosial. Hal ini supaya hakikat berkehidupan sosial di masyarakat senantiasa berjalan dalam koridor ketentramannya," kata Abud, sapaan akrabnya.

Ia menegaskan, sastra mampu memberi manfaat sebagai mediasi ketika permasalahan sosial banyak ditanggapi dengan kekerasan. "Sastralah mediasi yang tepat dalam menentramkan suasana melalui kata-kata indah penuh makna," tandas Abud.

Santriwati Cantik

Terkait perkembangan sastra di kalangan pelajar dan santri, ia menilai bagus dan pesat. Terlebih lagi pada komunitas santri banyak yang kemudian menciptakan kumpulan puisi, cerpen, dan beberapa karangan indah yang menyiratkan kehidupan sekarang berpadu dengan tuntunan dalam kitab kuning dan arahan kiai.

"Apalagi sekarang banyak pesantren membuka kelas sastra untuk mengasah santri supaya bisa menulis sastra. Alhamdulillah, ini sangat menggembirakan dalam dunia sastra pesantren," imbuh Abud .

Lesbumi NU Kudus yang baru dikukuhkan bulan Mei 2016 lalu akan mengakomodasi para pegiat sastra di kalangan Nahdliyin di samping budayawan maupun seniman lainnya. Lesbumi, kata Abud, mengajak dan memberi ruang mereka berapresiasi lewat bentuk pementasan dan juga penerbitan antologi puisi atau cerpen.

"Harapannya, agar eksistensi para pegiat sastra tidak tergerus dan senantiasa tersalurkan. Karenanya, para pegiat sastra, seniman atau budayawan pecinta sastra tetap berkreasi tanpa batas. Berkarya, berkarya, dan berkarya," harapnya menutup perbincangan. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/70047/sastra-dapat-menjelma-pembela-rakyat-dari-ketidakadilan

Santriwati Cantik

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Santriwati Cantik sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Santriwati Cantik. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Santriwati Cantik dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock