Rabu, 30 Oktober 2013

Tiga Perspektif Tafsir di Masa Orde Baru

Solo, Santriwati Cantik. Hasil penelitian disertasi Islah Gusmian yang berjudul Dialektika Tafsir Alquran dan Praktek Politik Rezim Orde Baru, memberikan gambaran perkembangan tafsir Alquran pada zaman Orde Baru.

Menurut Islah, yang pernah mengemban amanah di Lakpesdam PWNU DIY tersebut, setidaknya terdapat tiga perspektif tafsir. Yaitu, perspektif tafsir bungkam, tafsir gincu dan tafsir kritis.

Tiga Perspektif Tafsir di Masa Orde Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Perspektif Tafsir di Masa Orde Baru (Sumber Gambar : Nu Online)


Tiga Perspektif Tafsir di Masa Orde Baru

Perspektif tafsir bungkam adalah kondisi di mana tafsir mengalami keberjarakan dari problem sosial-politik rezim Orde Baru. Sedangkan perspektif tafsir gincu melakukan peneguhan atas kebijakan dan praktik politik rezim Orde Baru. Terakhir, perspektif tafsir kritis, melakukan kritik atas kebijakan dan praktek politik rezim orde baru.

Santriwati Cantik

Di era rezim Orde Baru, penulisan tafsir al-Quran terus tumbuh, dengan keragaman basis sosial, keilmuan dan peran sosial-politik penafsir, serta keragaman ruang publikasi dan audien tafsir. Ketiga perspektif tafsir digerakkan oleh beberapa faktor tersebut terang Islah kepada Santriwati Cantik, belum lama ini (30/8).

Santriwati Cantik

Dalam penelitiannya tersebut, Islah juga menemukan sebuah fakta menarik dalam rezim otoriter Orde Baru. Menariknya, meskipun dalam tafsir-tafsir era rezim Orde Baru ini terdapat sikap-sikap kritis terhadap sejumlah kebijakan penguasa, tetapi tidak ada satupun karya tafsir yang dibredel atau dilarang peredarannya di tengah masyarakat oleh penguasa, ujarnya.

Islah menambahkan ketika itu, di depan tim penguji antara lain Dr. K.H.A. Malik Madaniy, Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D., Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M. Ag., dan Dr. Phil Sahiron Syamsuddin, MA, dipaparkan mengenai teori keterpengaruhan subyek/penafsir dan ruang serta peran sosial politik yang dirumuskan Amin Al-Khuli, teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, dan pendekatan sejarah Muhammed Arkoun.

Atas penelitian disertasi ini, Islah Gusmian yang kini menjadi dosen di IAIN Surakarta, berhak untuk meraih gelar Doktor Bidang Ilmu Agama Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/54239/tiga-perspektif-tafsir-di-masa-orde-baru

Santriwati Cantik

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Santriwati Cantik sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Santriwati Cantik. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Santriwati Cantik dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock